1. Terkadang orang menggunakan kimono tanpa alasan untuk pergi
Warga Jepang menggunakan kimono
tradisional untuk acara-acara tertentu, seperti pernikahan, festival,
acara kelulusan, atau mengunjungi kuil. Tapi terkadang mereka
menggunakannya hanya karena menyukainya, atau karena ingin mengambil
banyak foto-foto lucu hari itu. Ada berapa banyak warga negara lain yang
menggunakan baju tradisional mereka hanya untuk berjalan-jalan?
2. Kalian harus membayar untuk membuang sampah dalam ukuran besar… sebagian orang sih tidak mau repot-repot
Sistem pengumpulan sampah di Jepang
merupakan hal kompleks yang sanagt membingungkan bagi warga asing maupun
warga Jepang sendiri. Kalau kalian memiliki sampah yang lebih besar
daripada kantung ukuran standar, kalian harus membayar untuk stiker
khusus yang kemudian ditempelkan, dan menelepon dewan lokal untuk
membuat janji kapan sampah tersebut akan diambil, karena rupanya di
pusat-pusat kota, ada sangat sedikit sampah, dan meskipun ada, beberapa
orang memiliki mobil untuk membawa sampah mereka sendiri.
Bukan hal yang mengejutkan kalau
kemudian beberapa orang memutuskan untuk mengabaikan peraturan ini. Dan
seringnya, meninggalkan sampah mereka begitu saja sampai ada orang yang
mau tidak mau harus mengurusnya.
3. Guru sekolah Jepang memakan makan siang yang sama dengan siswanya
Faktanya, para guru bahkan bergiliran
menguji coba makanan yang akan disajikan saat makan siang sebelum siswa
mereka, untuk memastikan apakah aman untuk dimakan atau tidak. Anak-anak
di Jepang diajarkan untuk memakan apapun yang disajikan tanpa
memilih-milih. Makan siang ini dilakukan untuk menjaga supaya anak-anak
Jepang tidak menderita obesitas.
4. Kucing liar di mana-mana
Di taman pusat kota bukan hal aneh lagi
jika melihat banyak kucing liar berkeliaran, yang sering dielus bahkan
diberi makan oleh para pengunjung yang datang setiap hari untuk melihat
mereka. Dan itu belum termasuk Pulau Kucing.
5. Begitupun dengan barang-barang bermerek di mana-mana
92 persen wanita berusia 20 tahunan yang
hidup di Tokyo memiliki setidaknya 1 barang dari Louis Vuitton, 58
persen memiliki barang dari Prada, dan 44 persen memiliki koleksi
Christian Dior.
6. Dan nyaris tidak mungkin membeli tiruan dari barang bermerek
Meskipun permintaan barang palsu cukup
tinggi, namun tingkat penyitaan barang-barang palsu di bandara juga
mencapai rekor yang tinggi di tahun 2013, dengan lebih dari 20.000
barang sitaan. Dengan perekonomian Jepang yang bergantung pada hak
kekayaan intelektual, pemerintah Jepang berniat untuk menghalau barang
palsu buatan China supaya jangan memasuki Jepang.
7. Segala hal memiliki maskot karakter
Benar-benar segala hal. Bukan hanya
perusahaan maupun organisasi besar, tapi setiap pelayanan publik yang
bisa dibayangkan. Seperti misalnya 3 maskot di atas yang berasal dari
Kepolisian Prefektur Aichi, Kastil Nagoya, dan Biro Transportasi Kota
Nagoya.
8. Rumah tradisional Jepang di tengah-tengah kota
Ini adalah salah satu hal yang cukup
menarik terjadi di tengah kota. Ketika sedang berjalan-jalan, di antara
gedung-gedung pencakar langit, kemudian tiba-tiba menemukan rumah
tradisional Jepang yang indah dan dikelilingi oleh dinding bergenting.
9. Tidak ada tempat sampah umum di manapun
Jadi biasakanlah untuk membawa plastik
kecil untuk sampah ke manapun kalian pergi. Yang keren adalah
orang-orang Jepang benar-benar membawa sampah mereka ke rumah,
membuktikan bahwa kurangnya tempat sampah bukanlah alasan untuk
banyaknya sampah yang berserakan di jalanan. Tempat-tempat tertentu
seperti toko serba ada memang menyediakan tempat sampah, meski begitu
sampah rumah tangga tetap dilarang.
10. Biksu Buddha dengan mudahnya ditemukan
Biksu Buddha hidup dengan uang maupun
makanan donasi. Jadi jika kalian berjalan-jalan di dekat kuil di Jepang,
besar kemungkinan kalian akan bertemu dengan satu dua biksu
berkeliaran, duduk maupun berdiri dengan mangkuk donasi. Hal ini juga
dimaksudkan supaya para biawaran melakukan kontak dengan orang-orang
dalam kehidupan sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar